Senin, 28 Januari 2013

Bedah Film "MATA TERTUTUP" oleh HMI UT

foto by Pipih Utomo (Ma'arif Institute)



Jakarta, 26 januari 2013. HMI Universitas Terbuka Komisariat FISIP dan FE mengadakan bedah film dengan mitra Maarif Institute. Acara ini di mulai sehabis sholat isya', di mulai dengan pemutaran film terlebih dahulu, para penonton yang hadir begitu antusias melihat dan mengkaji apa yang ada di film tersebut, terhitung lebih dari limah puluh peserta yang hadir, diantaranya dari setibang, UBK, Yasri, STIE hidayatullah, STIE muhammadia, dan tentunya dari UT sendiri.


Di adakannya pemutaran film ini dengan tujuan untuk lebih membuka wawasan dan pengetahuan tentang Radikalisme yang berkembang di kalangan masyarakat, yang di akibatkan oleh pemikiran yang sempit, penafsiran agama yang salah, maupun masalah-masalah sosial lain yang menyertainya. Hal itulah yang mendorong HMI UT khususnya sebagai generasi muda intelektual yang harus mempunyai tanggung jawab untuk membuka pola pikir masyarakat khususnya pada anak muda agar tidak terjebak dalam pemikiran-pemikiran sempit, maupun penafsiran tentang ajaran agama yang salah sehingga berujung pada tindakan radikalisme.

Total durasi film ini hampir 2 jam, film yang di sutradarai oleh Garin Nugroho ini membuat takjup para anggota HMI yang hadir, mereka memperhatiakan adegan demi adegan, dan setelah pemutaran film tersebut ada pemaparan sedikit dari pihak maarif yaitu kakanda Pipit Aidil Fitriana kebetulan beliau juga perna berkecipung dengan HMI cabang tangerang, kemudian Khilmi Pribadi dengan panggilan akrabnya Hilmi, dan di moderatori Oleh Muhibullah jamil atau yang di sapa Ulla .

Banyak yang dijelaskan oleh narasumber diantanranya " film mata tertutup ini lebih menela'ah terhadap agama kita sendiri bahwa didalam agama kita(islam) itu terdapat masalah" ucap saudara Hilmi kepadap audiens. memang secara tegas kita harus mengakui bahwa didalam agama islam sendiri banyak permasalahan yang terjadi, tetapi kita lupa akan hal itu, justru kita sering melihat kesalahan-kesalahan agama lain.

Perspektif yang terlalu sempit untuk menela'ah setiap permasalahan justru menjadi ujung tombak kepada diri kita sendiri. wawasan dan itelektual yang tinggi serta memehami dan mengikuti perubahan secara dinamis harus kita aktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apa yang sudah di lakukan NII dan JI cuman sekedar hal dari banyak hal yang membuat bangsa kita terpecah bela karna ke-egoisanya masing-masing. kesadaran masyarakat akan keberagaman bangsa ini adalah kunci persatuan dan kesatuan bangsa kita tercinta.

Sebagai generasi penerus bangsa kita harusnya lebih arif dalam melihat setiap gejolak permasyalahan, terlebih kita adalah kader-kader HMI.

Husnul Yaqin