Rabu, 27 Juli 2011

KALAU TAK DI BUMI DI PLANET MANA


Aktivitas Amerika, baik industri maupun perorangannya selah menjadikan negeri itu sebagai negara penyembur karbon dioksida utama di dunia, demikian kata salah satu artikel di kompas hari ini (5/11/2007).
Dengan alasan yang sama, China, India, dan Indonesia mengikut di belakang Amerika. Negara-negara berkembang lainnya pun sedang berlomba-lomba melakukan hal yang sama.

Upaya mengerem pemanasan global melalui pengurangan laju emisi karbon dioksida seperti berkejaran dengan waktu, sebab dari banyak laporan dan kesaksian, pemanasan global semakin nyata.

Hanya Bumi rumah kita!

Mari kita berandai-andai. Seandainya Bumi menjadi tidak layak huni lagi, mesti pindah ke mana manusia? Penjajakan astronomi sejauh ini tidak memberikan harapan. Merkurius dan Venus terlalu panas dan diselimuti awan beracun. Jupiter dan planet luar lainnya terlalu dingin. Mars, tidak punya kondisi mendukung, yakni ketersediaan air dan udara. Bulan, dengan rekayasa keras, bisa diubah menjadi layak huni. Namun, ukurannya terlalu kecil.

Kehidupan telah terkunci di Bumi. Kalau bencana lingkungan membuat Bumi tak layak huni lagi, tamatlah riwayat manusia, tak ada tempat mengungsi.

Eksoplanet

Apakah ada harapan di planet-planet di luar tata surya, atau eksoplanet? Orang mengatakan, di antara 400 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti, tentu ada banyak yang serupa Matahari dan memiliki tata surya yang juga serupa. Namun, untuk menghadirkan kehidupan, apalagi kehidupan cerdas, harus dipenuhi syarat rumit antara lain kondisi planetnya, jaraknya terhadap bintang induk, dan jenis bintang induk.

April silam, untuk pertama kalinya ditemukan planet serupa Bumi (Earth-like) yang bisa mendukung adanya air dan menopang kehidupan. Planet ini berada pada jarak Goldilocks; tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari bintang, sehingga air di permukaannya tidak membeku atau menguap. Nama mataharinya Gliese 581, sehingga planetnya disebut Gliese 581. Ukurannya sekitar 1,5 kali dibandingkan Bumi. Mataharinya memiliki massa sepertiga massa Matahari. Jarak bintang ini 20,5 tahun cahaya dari Bumi. Menurut perkiraan tim penemu, suhu rata-rata Bumi Super ini antara 0 dan 40 derajat Celsius sehingga air akan berwujud cairan (SPACE.com).

Hanya satu bumi

Mungkinkan manusia pindah ke Gliese 581? Cahaya, yang memiliki kecepatan 300.000 km per detik memerlukan waktu 20,5 tahun menempuh jarak dari Bumi ke planet ini. Bayangkan berapa waktu yang dibutuhkan dengan pesawat yang katakan seperti Pioneer atau Voyager yang pernah melaju dengan kecepatan 28 km detik.

Juga, berapa biaya yang diperlukan mengangkut penduduk Bumi yang 6 milyar ini ke planet tersebut? Kini, untuk penerbangan ke stasiun luar angkasa ISS yang berjarak 340 km dari Bumi, NASA menetapkan biaya 190 Milyar per orang.

Artinya, Bumi inilah satu-satunya rumah kita. Dengan menyadari keterkungkungan ini, umat manusia semestinya sadar dan berupaya mempertahankan kelayakhunian Bumi, termasuk AS yang sejauh ini masih menolak meratifikasi Protokol Kyoto.